23 Des 2011

BIOGRAFI SINGKAT MALIK BIN DINAR

Saat muda kehidupan  Malik bin Dinar selalu di isi dengan dosa,mabuk-mabukan, maksiat, berbuat berbuat onar, memakan hak hak orang lain, dan memakan riba, tidak ada satu maksiatpun yang tidak dilakukannya. Ia sungguh sangatlah jahat hingga manusia lain pun tidak menghargai karena kejahatannya.
Pada suatu waktu Malik Bin Dinar merindukan untuk menikah dan memiliki keluarga, maka menikahlah ia dan di karuniakan seorang anak yang cantik bernama Fatimah.
Dia sangat mencintai putrinya Fathimah. Suatu ketika anak yang di cintainya melihat Malik Bin Dinar sedang mabuk dan memegang segelas minuman keras, maka Fathimah pun mendekat dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai baju. Fatimah tidak tega melihat ayahnya melakukan hal seperti itu karena dia sangat mencintai ayahnya, saat itu umur Fathimah belum genap dua tahun. Saat genap tiga tahun Fathimah meninggal dunia.
Kini Malik Bin Dinar semakin menjadi setelah kehilangan anak yang di cintainya, dan dia selalu mabuk sepanjang malam, dia pertekat akan mabuk sepuasnya hingga tak sadarkan diri dan bermimpi.
Di alam mimpi tersebut Dia melihat hari kiamat.
 Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok - kelompok. Sementara Dia merasa  berada di antara manusia lain, mendengar seorang penyeru memanggil: Hai…! Mari menghadap al-Jabbar. Malik Bin Dinar melihat orang yang memanggilnya, dan Orang itu berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan.

Kemudian hilanglah seluruh manusia seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian Malik Bin Dinar melihat seekor ulat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejarnya dengan membuka mulut. Dia pun lari ketakutan. Lalu dia mendekati seorang laki-laki tua yang lemah. Diapun berkata: “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!” Laki-Laki Tua Itu menjawab: “Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah sana mudah-mudahan engkau selamat!”

Malik Bin Dinar pun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangnya. Tiba-tiba Dia mendapati api dihadapannya. Diapun berkata: “Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?” Diapun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Dia kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: “Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkan ku.” Maka dia menangis Orang tua itu seraya berkata: “Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat ! ”

Malik Bin DInarpun berlari menuju gunung tersebut Sementara ular dibelakangnya terus mengejarnya. Kemudian Dia melihat di atas gunung terdapat anak-anak kecil, dan mendengar semua anak tersebut berteriak: “ Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu !”

Diapun teringat dan sangat berbahagia bahwa dia mempunyai seorang putri yang telah meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkannya . Maka Fatimahpun memegang Malik Bin Dinar dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara Malik Bin Dinar sangat ketakutan. Lalu Fatimah kecil duduk di pangkuan Malik Bin Dinar sebagaimana dulu dia di pangku ayahnya saat di dunia.
Fatimah berkata : “Wahai Ayah “ Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah” (QS. Al-Hadid:16)

Malik Bin Dinar berkata : “ Wahai putriku, beritahu kepadaku tentang ular itu.”
Fatimah kecil berkata: “Itu adalah amal keburukan, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakan mu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalih mu, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisi mu. Seandainya saja engkau tidak melahirkan ku, dan seandainya saja tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepada mu.”

Malik Bin Dinarpun terbangun dari tidurnya dan berteriak: “Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” Lantas Dia mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Malik Bin Dinar selalu berdoa dan selalu menangis sepanjang malam dan berkata: “Ya Ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui penghuni sorga dan penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara keduanya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.”

Malik bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas. (Misanul I'tidal, III/426).
Semoga Cerita di atas menjadi renungan bagi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar